Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.

Pengetahuan mengenai agama pada Zaman Perunggu amat sangat sedikit. Terlepas dari beberapa rujukan, tulisan, dan lembaran tanah liat Linear B, informasi yang ada membuat kita hanya bisa berspekulasi. Sehingga sebagian besar informasi kita letahui dari bukti-bukti arkeologis, seperti misalnya patung, arca, miniatur, dan lukisan dinding. Bahkan dengan semua prasasti ini, kita masih belum bisa sepenuhnya mengungkap mengenai para dewa yang disembah pada masa itu.

Di kota Knossos, Faistos, dan Malllia, terdapat istana-istana yang tak disertai kuil umum. Tempat ibadahnya sangat kecil, sehingga memunculkan dugaan bahwa ritual keagamaan dilakukan di luar ruangan. Dalam tempat suci tersebut terdapat altar keci tempat tersimpannya patung-patung dewa. Hal ini berlawanan dengan Periode Klasik, ketika banyak bermunculan kuil besar.

Yang jelas adalah bahwa pada Peradaban Minoa (2000-1400 SM) di Kreta dan pulau-pulau di sekitarnya (Kyklad), masyarakatnya lebih menyembah dewi. Ada banyak sekali arca dan patung kecil dewi-dewi. Patung-patung itu dibuat dari kayu, batu, atau tanah liat. Ada dewi bumi, dewi ular, dan dewi binatang. Beberapa ahli percaya bahwa sebenarnya yang disembah oleh orang-orang Minoa hanyalah satu Dewi yang maha berkuasa. Teorinya adalah bahwa Dewi Agung tersebut memiliki banyak nama dan atribut. Dewi ular dan dewi bumi merupakan aspek yang berbeda dari dewi yang sama. Apakah teori ini benar atau tidak, itu sulit diketahui karena pada masa itu tidak ada tulisan yang menceritakan masalah keagamaan.

Sementara Peradaban Mykenai (1600-1050 SM) lebih menyembah dewa daripada dewi. Nama Poseidon ditemukan pada lemabran Lienar B yang ditemukan di pusat Mykenai. Nama Ares, Artemis, Athena, Hermes, Poseidon, Zeus, dan Dionysos, ditemukan dalam berbagai lembaran tanah liat yang berceceran. Meskipun begitu, tidak diketahui apakah nama-nama tersebut berkaitan dengan dewa-dewa dalam mitologi Yunani yang kita ketahui.

Bangsa Yunani Hellen tiba setelah Invasi Doria, dan mereka menganut agama patriarki (lelaki sebagai pemimpin), sehingga mereka menyembah Zeus sebagai dewa utama. Dalam kepercayaan mereka, Zeus adalah pemimpin semua dewa dan manusia, sekaligus sebagai dewa terpenting. Akibatnya, pada periode ini, para dewi bumi dan kesuburan dari Zaman Perunggu mulai berkurang pemujaannya dan tergantikan oleh Zeus.

Tak seperti agama Yahudi, Nasrani, atau Islam, agama Yunani tak memiliki kitab suci. Agama Yunani sebagian besar ditemukan dalam mitologi Yunani, bukan dalam suatu kitab seperti halnya Al-Qur'an. Salah satu risalah yeng menceritakan mitologi Yunani adalah Himne Homeros, yang disusun pada abad ketujuh-keenam SM, dan beberapa syair Orfeus yang tercecer dari abad keenam SM. Dan karya-karya tersebut menjelaskan tentang kisah-kisah para dewa, alih-alih cara beribadah atau ritual keagamaan.

Ada banyak tardisi dan festival di Yunani, namun itu berbeda-beda di tiap kota. Festival di Attika dan Boiotia terdokumenatsikan secara lebih baik daripada kota-kota lainnya. Banyak kegiatan yang terjadi dalam festival, antara lain ritual pengorbanan, puasa, pawai, dan kontes musik dan atletik.

Dalam suatu festival, biasanya ritual pengorbanan dipimpin oleh penguasa atau bangsawan, bukan oleh pendeta. Sementara pendeta bertugas mengurus kuil atau tempat suci. Namun semua bisa memberikan persembahan pada dewa.

Kuil-kuil Yunani merupakan prasasti penting mengenai agama Yunani kuno. Sumber paling berharga mengenai kuil dan temmpat suci ditulis oleh Pausanias, seorang geografer Yunani. Pausanias juga kadang menggabungkan informasi mengenai situs-situs keagamaan dengan mitos lokal.

Pada masa Zaman Besi, beberapa kelompok pemujaan baru, mulai bermunculan. Kelompok-kelompok ini didirikan oleh orang-orang yang tidak puas dengan agama konvensional. Kelompok-kelompok ini mengembangkan kepercayaan, pengajaran, dan ritual mereka sendiri. Hanya anggota kelompok tersebut yang mengetahui ritual kelompok masing-masing, yang dirahasiakan secara ketat dan tidak diberitahukan kepada sembarang orang. kelompok pemujaan ini disebut Agama Misteri. Salah satu kelompok yang terkenal adalah Misteri Eleusis.

Bangsa Romawi adalah penduduk kota Roma. Kota Roma dimulai dari perkampungan kecil di bukit-bukit Palatine dan Aventine. Diceritakan bahwa Romulus adalah raja pertama Roma, dan pendirian Roma secara tradisional terjadi pada 753 SM. Menurut legenda, Romulus merupakan keturunan pahlawan Troya, Aineias, yang bermigrasi ke Latium (Italia) setelah kejatuhan Troya.

Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja. Raja ketujuhnya dikudeta dan rakyat Romawi menggantikannya dengan sistem pemerintahan republik pada 510 SM, sehingga Kerajaan Romawi berubah menjadi Republik Romawi. Pada masa kerajaan, tiga raja terakhir Romawi berasal dari bangsa Etruria (Toscana modern). Pada waku itu, bangsa Etruria adalah orang-orang yang paling kuat dan berpengaruh. Bangsa Etruria juga mengajari bangsa Romawi mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni, dan agama.

Romawi memenangkan serangkaian perang melawan musuh maupun sekutunya sendiri di daerah Latium. Pada abad ketiga SM, Romawi sukses menaklukan sebagian besar semenanjung Italia. Taras (kelak Tartentum) meminta Pirrhos dari Epiros untuk membebaskan kota-kota Yunani di Italia yang dikuasai oleh Romawi. Pirrhos memenangkan beberapa pertempuran (281-275 SM), namun kehilangan banyak sekali pasukan. Karenanya, Pirrhos pernah berkata, "jika sekali lagi kita menang, kita tetap akan dihancurkan oleh Romawi". Hingga kini, ungkapan "Kejayaan Pirrhos" diucapkan untuk menyatakan suatu kemenangan dengan pengorbanan yang besar.

Pada akhirnya, Romawi mengalahkan Yunani pada Pertempuran Beneventum (275 SM), dan Pirrhos harus angkat kaki dari Italia.

Pada saat kampanye militer Pirrhos di Italia dan Sisilia, Kartaghe merupakan sekutu Romawi, karena Pirrhos juga menyerang kota Kartaghe di Sisilia. Tetapi, di kemudian hari Romawi tertarik untuk menguasai Spanyol dan kepulauan Sardinia dan Korsika, yang saat itu dikendalikan oleh Kartaghe. Maka Kartaghe pun berkonfrontasi melawan Romawi dan terjadilan Perang Punik Pertama (264-241 SM). Pada akhirnya Kartaghe terpaksa harus menyetujui perjanjian dari Romawi.

Yang paling terkenal adalah Perang Punik Kedua (218-201 SM) ketika Kartaghe dipimpin oleh jenderal Hannibal Barca. Dengan membawa pasukan besar dari Kartaghe, Hannibal menginvasi Italia dan mengalahkan banyak legion Romawi. Hannibal menggunakan strategi serangan kejutan dan memenangkan pertempuran di Sungai Trebia (218 SM) dan di Danau Trasimene (217 SM). Pada Pertempuran Cannae, Hannibal kembali menunjukkan kehebatannya. Sementara Hannibal memimpin pasukan utamanya untuk menahan pasukan Romawi, sisa pasukannya mengelilingi pasukan Romawi dan memotong jalan keluar mereka. Pasukan Romawi lalu dihantam baik dari belakang maupun dari kedua sayap. Semua konsul dan dua mantan konsul Romawi terbunuh dalam pertempuran itu.

Romawi mengalami kerugian yang hebat namun mereka tidak menyerah pada Hannibal. Romawi lalu menunjuk salah satu jenderalnya, Quintus Fabius Maximus Kunktator, sebagai diktator. Strategi Fabius cukup sederhana: ikuti dan ganggu pasukan Hannibal, namun jangan lakukan pertempuran terbuka. Ini adalah jenis perang gerilya. Pada saat yang sama, Romawi mengirim pasukan yang dipimpin oleh Scipio bersaudara untuk menyerang basis Kartaghe di Spanyol, namun mereka terbunuh pada 211 SM. Scipio lain (anak dari salah satu Scipio yang terbunuh, kelak dikenal sebagai Scipio Afrikanus) memimpin serangan susulan dan berhasil menguasai Karthage Nova (Karthage baru) di Spanyol. Dia juga berhasil mengalahkan dan mengusir Hasdrubal Barca (adik Hannibal) dari Spanyol. Hasdrubal berusaha bergabung dengan kakaknya di Italia, namun usahanya digagalkan. Hasdrubal dikalahkan pada Pertempuran Metaurus (207 SM). Dengan perginya Kartaghe dari Spanyol, Scipio mengalihkan perhatiannya ke pusat pemerintahan Kartagahe, yaitu di Afrika. Hannibal tak punya pilihan selain meninggalkan Italia dan kembali ke Kartaghe.

Sebuah pertempuran besar terjadi di Zama pada 202 SM. Hannibal dan Scipio belum pernah bertempur sebelumnya, namun Scipio telah mempelajari taktik dan strategi Hannibal. Kali ini, pasukan kavaleri Romawi jumlahnya lebih banyak, dan Scipio menggunakan metode pengepungan milik Hannibal. Scipio mengirimkan pasukan kavalerinya untuk menyerang pasukan Hannibal dari belakang. Pada akhirnya, Kartaghe lagi-lagi harus menyetujui perjanjian damai hasil bikinan Romawi.

Tetapi, perdamaian dengan Kartaghe tidak menghentikan Romawi untuk mencari daerah jajahan baru di luar Italia. Pada saat kampanye militer Kartaghe di Italia, Filipos V (Philip V) dari Makedonia ikut membantu Kartaghe. Akibatnya Romawi pun menyerang Makedonia. Filipos V dikalahkan pada pertempuran di Kinosefalai (197 SM). Sekutu Filipos, Antioklos dari Suriah dan Asia Minor, juga ikut diserang dan dikalahkan. Di kemudian hari, Romawi kembali berperang melawan Makedonia, kali ini Makedonia dipimpin oleh putra Filipos V, yaitu Perseus. Makedonia dikalahkan pada pertempuran di Pidna (168 SM) dan Makedonia pun menjadi daerah jajahan Romawi.

Sementara itu Kartaghe di Afrika dan Korintus di Yunani bangkit melawan Romawi. Namun Romawi mampu mengalahkan mereka. Pada 146 SM, Romawi membakar habis kota Kartaghe dan Korintus. Romawi juga menjual semua penduduk Korinthos sebagai budak dan mengambil semua benda seni mereka. Dengan demikian, Afrika dan Yunani pun menjadi daerah kekuasaan Romawi.

Pada abad pertama SM, terjadi pemberontakan sipil di kota Roma. Para jenderal Romawi (yang sekalgus merupakan gubernur) saling memperebutkan kekuasaan. Pada 49 SM, terjadi lagi perang sipil antara Julius Caesar dan Pompey Magus. Caesar berhasil mengalahkan Pompey dan kembali ke Roma untuk membuat beberapa perubahan pada sistem politik Romawi. Namun dia dibunuh pada 44 SM. Persekutuan sementara didirikan oleh Oktavianus (keponakan Caesar), dan Markus Antonius (Mark Antony), salah satu anak buah Caesar. Mereka berbagi kekuasaan, Oktavianus memerintah wilayah barat, sedangkan Antonius mengurusi wilayah timur, seperti Yunani dan Suriah. Suatu hari, Antonius jatuh cinta pada Cleopatra, ratu Mesir dan mantan kekasih Caesar. Antonius lalu menceraikan saudari Oktavanianus dan menikahi Cleopatra, akibatnya terjadi perang antara keduanya. Oktavianus berhasil mengalahkan Antonius pada pertempuran laut di Aktium pada 31 SM. Antonius dan Cleopatra lalu bunuh diri.

Sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan, Oktavianus pun menjadi kaisar pertama Romawi pada 30 SM. Pada 27 SM, Oktavianus kembali ke Roma dan mulai melakukan reformasi pemerintahan. Namanya diganti menjadi Augustus Caesar. Romawi akhirnya kembali pulih setelah perang sipil yang panjang. Karya-karya Virgilus dan Ovidius bermunculan pada periode ini.

Selama perang sipil, Romawi memberikan kewarganegaraan Romawi pada para sekutunya, setelah Perang Sosial (91-89 SM). Pada masa Julius Caesar, kewarganegaraan boleh diberikan pada orang non-Italia, misalnya orang Galia, dan pada orang yang ingin tinggal di Kekaisaran Romawi. Salah satu warga Romawi yang terkenal adalah Saulus yang Yahudi, yang kelak dikenal sebagai Rasul Paulus.

Banyak di antara kaisar Romawi yang tak dilahirkan di kota Roma. Mungkin satu-satunya syarat untuk menjadi kaisar Romawi adalah harus warga Romawi. Kadanag, Senat memilih orang sebagai kaisar, namun di lain waktu, kandidat kaisar dicalonkan oleh pasukan Romawi di berbagai provinsi.

Augustus meninggalkan dinasti di Romawi setelah dia meninggal pada 41 M. Dia diteruskan oleh pemerintahan Tiberius (14-37 M), Caligula (37-41 M), Klaudius (41-54 M) dan Nero (54-68 M). Dinasti itu berakhir setelah kaisar Nero wafat pada 68 M. Dia bunuh diri setelah rakyatnya memberontak padanya. Setelah Nero, Romawi dipimpin oleh tiga kaisar dan masa pemerintahan mereka berlangsung pendek.

Pada 69 M, gubernur Romawi, Vespasianus (69-79 M), menjadi kaisar dan mendirikan dinasti yang baru. Di digantikan oleh putranya Titus (79-81 M) dan Domitianus (81-96 M).

Kekaisaran Romawi mencapai level dan stabilitas yang baru ketika dipimpin oleh kaisar Trajanus (98-117 M), Hadrianus (117-138 M) dan Antoninus Pius (138-161 M). Markus Aurelius (161-180 M) harus menjalani serangkaian pertempuran melawan kaum barbar di perbatasan Romawi. Dia digantikan oleh Kommodius, yang dibunuh pada 192 M. Pada abad ketiga M, terjadi gejolak dan pemberontakan di Romawi yang menyebabkan keterpurukan ekonomi.

Kaisar Diocletianus (284-305 M) dan koleganya Maximianus berusaha membangun kembali kekaisaran. Pengganti Diocletianus adalah Konstantius, yang merupakan ayah Constantinus Agung (312-337 M). Adalah Constantinus yang memindahkan ibukota ke Bizantium, yang namanya diganti menjadi Konstantinopel. Constantinus juga menjadikan Nasrani sebagai agama negara, walaupun dia sendiri baru dibaptis menjelang saat-saat kematiannya.

Pada abad keempat Masehi, perbatasan Romawi mendapat tekanan hebat dari kaum barbar, terutama oleh kaum Jerman. Kekaisaran Romawi lalu dibagi menjadi dua (394), dan masing-masing dipimpin oleh putra-putra kaisar Theodosius: Honorius memerintah di Romawi Barat, dan Arkadius berkuasa di Romawi Timur. Ada dua kelompok kaum Goth yang paling merusak Romawi, yaitu Visigoth dan Ostrogoth. Kaum Visigoth, dipimpin oleh Alarik, menyerang kota Roma pada 410 M. Karena hal ini, Honorius memanggil pulang legionnya yang sedang bertugas di Britania dan menyuruh mereka untuk mengabaikan daerah tersebut. Romawi Barat lalu diserang oleh Attila orang Hun, yang pasukannya berasal dari Asia Tengah. Attila dikalahkan pada Pertempuran Chalons di Perancis pada 451 M. Attila meninggal pada 453 M, namun setahun sebelumnya Atilla sempat menghancurkan daerah Aquileia di Italia Utara.

Adalah kaum Ostrogoth yang berhasil menaklukan Kekaisaran Romawi Barat. Pemimpin Ostrogoth, Odoaker, mengangkat dirinya sebagai Raja Italia. Dia juga mengasingkan kaisar terakhir Romawi, Romulus Augustus, ke Campagnia pada 76. Kaum Ostrogoth lainnya, dipimpin oleh Theodorik Agung, menginvasi Italia pada 489 M dan mendirikan kerajaan di Italia utara pada 493 M. Masa pemerintahan Theodorik berakhir pada 526 M, namun legendanya tetap abadi. Theodorik menjadi pahlawan dalam mitologi Norwegia, dan dia dikenal sebagai Dietrich dari Verona (atau Theodorik dari Bern).

Nationalgeographic.co.id—Peri laut Thetis membantu raja para dewa, Zeus dalam mitologi Yunani kuno saat dirinya dikudeta.

Ketika kudeta dimulai oleh dewa lain yang dipimpin oleh Hera, Poseidon, dan Athena, Zeus diikat ke tempat tidur dengan rantai yang tidak bisa dipatahkan sehingga dia bisa menuruti permintaan mereka.

Untungnya, Thetis membantu Zeus dengan memanggil Briareus untuk membantu membebaskan sang dewa dari belenggunya. Oleh karena itu, Zeus berhutang budi pada Thetis.

Bagaimana Thetis Mendapatkan Bantuan dari Zeus?

Dikutip Ancient Pal, Kudeta jarang terjadi di Gunung Olympus karena semua orang takut pada Zeus di mitologi Yunani kuno atas kehebatannya. Zeus sendiri dapat memenangkan seluruh jajaran Yunani dalam hal kekuatan, tetapi itu tidak berarti kudeta tidak terjadi sama sekali.

Zeus terus-menerus menindas dewa-dewa lain dengan otoritas dan kemampuan superiornya. Hal ini menimbulkan kemarahan banyak Dewa termasuk saudaranya, Poseidon, istrinya, Hera, dan putrinya, Athena.

Zeus berbalas budi dengan Thetis karena berhasil menyelamatkannya dari kudeta Hera di mitologi Yunani kuno.

Suatu hari, Hera berpikir untuk merekrut kekuatan dewa lain karena dia sendiri tidak bisa menggulingkan suaminya. Dia waspada terhadap perzinahan suaminya dan ingin memberi pelajaran kepada suaminya tentang kerendahan hati.

Dia mendapat dukungan dari Poseidon, yang membenci saudaranya karena memenangkan takhta di Gunung Olympus. Athena, yang membenci ayahnya karena menelan ibunya utuh.

Ketiga dewa tersebut kemudian berhasil mengumpulkan para Olympian lainnya yang ingin mengakhiri kesombongan Zeus. Rencana mereka sederhana namun efektif.

Mereka harus merantai Dewa dalam tidurnya saat berada di bawah pengaruh Hypnos, Dewa Tidur, untuk memastikan bahwa dia tidak terkejut. Raja para Dewa akan diikat dengan rantai yang tidak bisa dipatahkan dan dijauhkan dari senjatanya sebagai tindakan pencegahan.

Rencananya terlaksana dan Zeus terbangun karena bingung dengan posisinya. Para dewa menjelaskan situasi mereka saat ini dan Zeus yang sombong tidak melakukan apa pun selain menertawakan upaya mereka.

Dewa menyadari bahwa dia tidak bisa keluar dari penjara dan mengancam mereka dengan kehancuran.

Untungnya bagi Zeus, bidadari laut Thetis mendengar rencana tersebut jauh sebelumnya dan meminta bantuan Briareus untuk membantu membebaskan dewa dari rantainya. Para dewa menurutinya ketika mereka melihatnya.

Apa yang Terjadi Setelah Zeus Dibebaskan?

Seperti yang dijanjikan, Zeus akan menghukum sebagian besar dewa yang memimpin kudeta, bukan dewa yang hanya mengeluh. Tiga dewa utama yang akan menerima hukuman adalah Hera, Poseidon, dan Apollo.

Poseidon dan Apollo diusir dari Gunung Olympus selama setahun dan harus mengabdi pada manusia fana, Raja Laomedon dari Troy, untuk mendapatkan upah layak. Mereka juga bertanggung jawab untuk membangun tembok yang tidak dapat ditembus yang akan mencegah Troy direbut selama 10 tahun selama perang.

Hera mengalami hal terburuk saat dia merasakan kemarahan penuh Zeus karena memimpin kudeta. Zeus menggunakan rantai yang sama dengan yang dia miliki untuk mengikatnya dari langit.

Sebuah landasan digantung di kakinya untuk membebaninya. Dia berada dalam kesakitan yang luar biasa dan baru dibebaskan setelah para Olympian dan dirinya sendiri memohon kepada Zeus untuk membebaskannya, bersumpah untuk tidak pernah lagi memberontak melawannya di mitologi Yunani kuno.

Athena, sebagai anak kesayangan Zeus, dilepaskan tanpa hukuman, sehingga membuat kecewa para dewa lainnya. Thetis kemudian mendekati Zeus dan memberitahunya tentang keterlibatannya dalam pembebasannya.

Kemudian akan memberikan bantuan kepada Thetis yang nantinya akan dia gunakan untuk kemajuan putranya Achilles, pahlawan Perang Yunani selama Perang Troya.

Zeus Membalas Bantuannya kepada Thetis di Mitologi Yunani

Selama Perang Troya, wabah melanda bangsa Akhaia, Yunani, yang dibawa oleh dewa matahari, Apollo. Dia menuntut kembalinya Chryseis, putri salah satu pendetanya, yang merupakan hadiah perang Agamemnon, pemimpin tentara Yunani selama perang.

Kecewa dan ingin menjaga harga dirinya terhadap pasukannya, Agamemnon mengembalikan Chryseis kepada ayahnya tetapi mengambil Briseis, hadiah perang Achilles, sebagai miliknya. Tindakan ini sangat mempermalukan pahlawan perang dan dia segera menarik seluruh pasukannya sebagai pembalasan.

Achilles marah terhadap sikap tidak hormat ini dan berdoa kepada ibunya untuk meminta balasan dengan membujuk Zeus untuk membuat orang Akhaia kalah dalam pertempuran sehingga Agamemnon akan melihat kesalahannya dan menyesali sikap tidak hormatnya terhadap pahlawan perang.

Thetis menemui Zeus dan mengingatkannya akan kebaikan yang Tuhan berikan padanya. Zeus tidak punya pilihan selain menurutinya karena dia, sebagai Raja para Dewa, harus menepati janjinya, apa pun permintaannya. Zeus kemudian mengirimkan mimpi kepada Agamemnon dengan perasaan kemenangan yang tertipu.

Dia diberitahu oleh Raja para Dewa akan memenangkan perang melawan Trojan jika dia memimpin serangan besar-besaran terhadap tembok Troy. Bagi orang lain, rencana ini sama bodohnya dengan sebelumnya, tetapi Raja menurutinya karena dia mengira para Dewa ada di pihaknya.

Thetis adalah salah satu karakter mitologi Yunani yang kurang terkenal. Ia paling dikenal berkat perannya sebagai ibu Achilles, sang pahlawan terhebat.

Sebelumnya, dia ingin menguji tentaranya dengan meminta mereka berkemas dan pulang, berharap mereka menolak. Sayangnya, anak buahnya menuruti permintaannya dan mulai mundur dari pertempuran.

Untungnya, sebagian tentara tetap bertahan dan bertempur setelah diyakinkan oleh Odysseus. Odysseus dan pasukannya berhasil memenangkan perang melawan Troy dengan bantuan para Dewi, Hera dan Athena.

Tidak mudah untuk mendapatkan bantuan dari Zeus, tapi Thetis berhasil melakukannya dengan membantunya pada saat dia membutuhkan. Kudeta dilakukan di Olympus yang akan menyebabkan jatuhnya Zeus.

Meskipun Hera, Athena, dan Poseidon berhasil membuat rencana untuk menahan Zeus, Thetis berhasil mengetahui rencana tersebut dan merekrut bantuan Briareos untuk menyelamatkan Raja para Dewa dari pengekangannya.

Para Dewa yang memberontak melawan Zeus dihukum, kecuali Athena, dan Thetis mendapatkan bantuan dari Zeus yang pada akhirnya akan digunakan untuk membantu putranya, Achilles, mendapatkan kembali kehormatannya sebagai pahlawan perang.

Zeus membalas kebaikannya dengan mengirimkan mimpi kepada Agamemnon, pemimpin Yunani selama Perang Troya, menjanjikannya kemenangan palsu. Hal ini mengakibatkan mundurnya pasukan Yunani sepenuhnya meskipun pahlawan, Odysseus, berhasil meyakinkan sebagian tentara untuk tetap tinggal dan berperang.

78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali

Nationalgeographic.co.id—Selama bertahun-tahun, Zeus di mitologi Yunani telah dipuja sebagai raja para dewa yang abadi. Keabadian adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan keilahian tetapi beberapa dewa diketahui tidak abadi seperti yang lainnya.

Mitologi Yunani selalu menggambarkan dewa sebagai makhluk sejati yang tidak dapat dibunuh, dan Zeus bahkan tidak mati satu kali pun dalam mitos.

Keabadian dianggap suci bagi para dewa dan hanya mereka yang layak memilikinya. Apakah Zeus mampu disakiti dengan cara apa pun?

Meskipun Zeus benar-benar abadi seperti yang digambarkan dalam mitologi Yunani kuno, dia tidak sepenuhnya kebal dari segala bahaya.

Manusia biasa akan merasa mustahil untuk mencakarnya karena keilahiannya, tetapi makhluk yang lebih kuat bisa melakukannya, terutama dewa atau titan lainnya.

Dalam pertempurannya dengan Typhoeus atau juga dikenal sebagai Typhon dalam beberapa gambaran, Zeus tidak hanya dikalahkan tetapi juga dilumpuhkan oleh pertempuran tersebut.

Meskipun itu bukan luka permanen karena dia akan sembuh kembali ke kondisi seperti semua. Zeus kemudian mundur ke dalam gua untuk dijaga oleh seekor naga saat dia memulihkan diri.

Cederanya mungkin parah tetapi akhirnya disembuhkan dengan Hermes yang menyelinap ke dalam gua untuk membantu ayahnya.

Zeus kemudian muncul dari gua tanpa terluka dan memenangkan pertempuran berikutnya melawan Typhon. Bukti lain keabadian Zeus adalah bagaimana Athena dilahirkan dari kepalanya, sehingga dia tidak mengalami kerusakan atau cacat permanen.

Bagaimana Zeus Bisa Mati?

Zeus adalah bagian dari mitologi. Dewa yang disembah oleh banyak orang selama bertahun-tahun tetapi ini tidak akan bertahan selamanya. Satu-satunya cara untuk membunuh makhluk abadi seperti Zeus adalah dengan melupakannya.

Hal ini telah terjadi pada beberapa Dewa Pantheon Yunani. Dewa hanya hidup selama penyembahnya mempercayainya. Seperti kita, mereka akan hilang dalam catatan sejarah jika keyakinan mereka tidak diwariskan atau dipuja.

Dewa Yunani seperti Heliod sudah dilupakan, dianggap satu dengan Apollo meski merupakan entitas terpisah.

Suatu hari, Zeus akan dilupakan. Bahkan kekuatannya yang besar tidak akan berbuat banyak saat dia menghilang seiring berjalannya waktu.

Secara fisik, Zeus tidak ada duanya. Dia dianggap sebagai dewa terkuat. Bahkan putranya, Heracles, yang dianggap sebagai salah satu dewa terkuat, tidak dapat mengalahkan kekuatannya.

Zeus pernah dikalahkan dalam pertarungannya dengan Typhon, tetapi dia kembali untuk kedua kalinya dan tetap memenangkan pertarungan itu. Hal ini menunjukkan betapa luar biasa kuatnya Zeus bahkan di antara para dewa dan titan. Satu-satunya kelemahan yang dia miliki adalah kelemahan emosional.

Typhon adalah anak ular dari Gaia, dewa purba yang melambangkan ibu pertiwi. Dia diciptakan dengan tujuan untuk membalas dendam para titan yang telah jatuh di Titanomachy ke tangan Olympian dan dibuang ke kedalaman Tartarus.

Ketika Olympian memenangkan perang, mereka menghukum para Titan atas kekalahan tersebut dan bahkan membedah Cronus menjadi beberapa bagian untuk mencegah pembalasan.

Meskipun Gaia membantu para Olympian menggulingkan para Titan, dia sangat tidak senang dengan cara anak-anaknya diperlakukan.

Kekejaman Zeus memaksa Gaia menciptakan monster raksasa yang cukup kuat untuk mengalahkan Zeus dan membawa keadilan bagi para Titan.

Tidak lama setelah Typhoeus lahir, dia diberikan kepada Python, anak ular Gaia lainnya, untuk dipelihara sebelum dia cukup kuat untuk menunjukkan dirinya.

Tidak lama kemudian, Typhoeus keluar dari persembunyiannya dan menantang para Dewa untuk mendapatkan supremasi di alam semesta. Dia begitu menakutkan sehingga para Olympian meninggalkan rumah mereka ke gurun Mesir, di mana mereka berubah menjadi binatang untuk bersembunyi dari Titan.

Athena memanggil Zeus karena kepengecutannya yang memaksa Dewa untuk menanggapi tantangan Titan.

Typhon melawan Titan dengan gagah berani dan bahkan berhasil melukainya dengan parah, namun akhirnya Zeus kalah dalam pertempuran tersebut dan Typhon melumpuhkannya dan menempatkannya di gua yang dijaga.

Zeus akhirnya pulih dari luka-lukanya berkat bantuan putranya, Hermes, dan kembali untuk menguburkan Titan untuk selamanya.

Meskipun Zeus memenangkan pertarungan, ini adalah pertama kalinya dia merasa takut karena ada makhluk yang cukup kuat untuk menjatuhkannya.

Zeus dianggap sebagai pria penuh nafsu yang tidak akan berhenti dengan cara apa pun untuk memuaskan nafsu yang tak pernah terpuaskan tersebut. Dia begitu tak terkendali sehingga Hera menjadi benci dan getir terhadap urusannya, mengejar semuanya hingga membuat mereka menderita.

Tidak hanya itu, dia juga merupakan dewa yang sangat sombong. Dia membenci orang-orang yang membencinya dan menghukum makhluk apa pun yang mempertanyakan otoritasnya. Namun, tidak satupun dari ini dapat digunakan untuk melawannya untuk memenangkan pertarungan.

Zeus di mitologi Yunani kuno dapat terluka sampai batas tertentu tetapi dia tidak akan pernah mati karena kerusakan fisik maupun mental.

Zeus dianggap sebagai bahaya besar bagi para dewa dan manusia. Kepribadiannya yang tidak menentu menjadikannya bahaya nyata bagi semua orang karena tidak ada yang bisa memprediksi kapan kemarahannya akan terjadi yang mengancam semua orang.

Dia adalah dewa terkuat sehingga dikatakan bahwa dia akan mengalahkan mereka semua sekaligus tanpa mengeluarkan keringat. Tidak ada kemungkinan melawan dia jika dia melawan siapa pun.

Selain kekuatan alaminya, ia juga memiliki persenjataan yang sangat kuat sehingga menambah keunggulannya.

Petir miliknya memberinya kendali atas langit dan daratan karena dia dapat menggunakan keduanya secara bebas untuk menyerang siapa pun yang dia anggap mengganggunya.

Sebaiknya seseorang tidak pernah menimbulkan murka Zeus, karena takut mereka tidak akan pernah bernapas lagi, atau dibendung dalam penderitaan dan penyiksaan abadi oleh dewa petir yang tak terhentikan.

78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali

Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani kuno, Zeus adalah dewa langit dan guntur yang maha kuasa. Ia memerintah sebagai raja Gunung Olympus dan pemimpin semua dewa. Selain sebagai dewa tertinggi, Zeus juga diketahui memiliki banyak pasangan. Dari hubungan asmara itu, lahirlah ratusan putra dan putri yang mewarisi kekuatan sang ayah. Berikut daftar putra Zeus yang terkenal dalam mitologi Yunani kuno.

Apollo, putra Zeus yang paling dikenal

“Dari semua putra Zeus, Apollo mungkin yang paling terkenal,” tulis Rossie Lesso di laman The Collector.

Apollo dikandung selama perselingkuhan antara Zeus dan Leto (Zeus menikah dengan Hera pada saat itu). Ia memiliki saudara kembar bernama Artemis.

Seperti pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, Apollo ternyata sangat mirip ayahnya. Ia tampil dominan dalam banyak mitos Yunani dan menikmati serangkaian hubungan asmara yang biasanya berakhir buruk.

Ketika dia dewasa, Apollo menjadi dewa matahari, cahaya, musik, dan puisi Yunani. Tidak hanya itu, putra Zeus ini juga dikenal sebagai dewa pemanah, pertanian, penyembuhan, ramalan, ketertiban, dan keindahan.

Ia kerap digambarkan dalam seni dan sastra sebagai pria yang ideal, dengan tubuh yang kuat, berotot, dan atletis.

Seperti pepatah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, Apollo ternyata sangat mirip ayahnya. Ia tampil dominan dalam banyak mitos Yunani dan menikmati serangkaian hubungan asmara yang biasanya berakhir buruk.

Ares, anak Zeus yang paling liar

Jika sebagian putra-putri Zeus tampak cukup baik, Ares justru sebaliknya. “Merupakan putra Zeus dan Hera, Ares benar-benar anak liar,” kata Lesso.

Ia kerap menyebabkan malapetaka dan kehancuran yang sembrono ke mana pun dia pergi. Ares tumbuh menjadi dewa perang Yunani, mempersonifikasikan semua kemarahan yang merupakan aspek terburuk dari pertempuran dan konflik.

Tidak ada yang secara khusus menyukai Ares karena sang dewa jarang menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang di sekitarnya. Bahkan Zeus, ayahnya sendiri, mengancam Ares bahwa dia akan melemparkannya ke Tartarus jika dia bukan putranya.

Dionysus, dewa anggur

Dionysus, putra Zeus, adalah dewa anggur, teater, dan kesuburan.

Ibunya adalah Semele. Ia harus melakukan perjalanan ke bumi karena cinta terlarangnya dengan Zeus.

Meskipun Dionysus terlahir sebagai manusia seperti ibunya, legenda mengatakan bahwa ketika Dionysus dengan cerdik menemukan anggur, ayahnya akan memberinya keabadian. Itu sebagai sebagai cara untuk mengucapkan terima kasih. Nah, legenda itu kemudian dikaitkan dengan tradisi pemberian wine (anggur) sebagai ungkapan rasa terima kasih.

Pada gilirannya, Dionysus kemudian menjadikan ibunya abadi sehingga dia bisa pergi dan tinggal bersamanya di Olympus.

Perseus, si pembunuh Medusa

Putra Zeus berikutnya, bernama Perseus, paling dikenal sebagai dewa yang membunuh Medusa. “Ia bahkan menggunakan kepalanya yang terpenggal sebagai senjata,” tambah Lesso.

Ibu Perseus adalah Danae, Putri Argos. Danae yang malang menghabiskan sebagian besar masa mudanya dikurung di penjara oleh ayahnya, Raja Acrisius. Pasalnya, sang raja diramal jika ia akan dibunuh oleh putra Danae kelak.

Sebastiano Ricci/ Public domain

Perseus Menghadapi Phineus dengan Kepala Medusa.

Namun jika ia dikurung, bagaimana Danae bisa mengandung? Rupanya Zeus berhasil menyelinap ke penjara Danae dengan menjelma sebagai hujan emas dan menghamili sang putri. Anak yang dikandungnya itu adalah Perseus.

Selain membunuh Medusa, Perseus juga membunuh monster laut Cetus, mengubah Atlas Titan menjadi batu. Dan ia tanpa sengaja membunuh kakeknya, sehingga memenuhi ramalan hidup Raja Acrisius.

Putra Zeus yang paling terkenal lainnya adalah Hermes. Ia menjadi utusan para dewa dan pembawa kematian ke Hades.

Putra Zeus yang paling terkenal lainnya adalah Hermes. Ia menjadi utusan para dewa dan pembawa kematian ke Hades.

Ibu Hermes adalah bidadari gunung bernama Maia. Ia melahirkan Hermes sendirian di gua gunung. Putranya menjadi pemuda yang rajin, menciptakan kecapi dari cangkang kura-kura.

Hermes mengembangkan keterampilan terbang dan berbicara di depan umum, kedua hal itu membuatnya menjadi pembawa pesan yang sempurna.

Dewa Hermes juga dikaitkan dengan serangkaian minat lain termasuk kesuburan, keberuntungan, jalan, dan perbatasan. Hermes bahkan menjadi pelindung pasar, pedagang, pelancong, dan atlet.

Baca Juga: Deretan Anak dari Zeus dan Hera, Masing-Masing Punya Kekuatan Dahsyat

Baca Juga: Kisah Hermes Dijuluki Dewa Judi, Anak dari Zeus di Mitologi Yunani

Baca Juga: Siapa Putri-Putri Zeus yang Paling Terkenal dalam Mitologi Yunani?

Baca Juga: Hermes, Dewa Pengantar Pesan dan 'Pencuri' dari Mitologi Yunani

Dalam seni Hermes sering digambarkan mengenakan sandal bersayap yang memberinya kemampuan untuk terbang secepat dan setinggi burung di langit.

Siapa yang tidak kenal dengan pahlawan besar Hercules. Dalam mitologi Yunani kuno, putra Zeus ini menjadi simbol maskulinitas dan kekuasaan.

Ia terlahir sebagai manusia setengah dewa karena ibunya adalah wanita fana Alcmene. Bahkan sejak bayi Hercules menunjukkan kemampuan besar, mencekik dua ular yang dikirim ke buaiannya oleh istri Zeus yang cemburu, Hera.

Saat dewasa, kehidupan Hercules dipenuhi dengan perjalanan dan petualangan berbahaya. Ia kerap membunuh dan menangkap binatang buas yang menakutkan, membebaskan tahanan dan menantang para pemimpin oposisi dengan berani. Karena keberaniannya, sang ayah pun menganugerahinya dengan keabadian.

Itulah beberapa daftar putra-putra Zeus dalam mitologi Yunani kuno yang terkenal hingga kini.

Mars Terus 'Menarik' Bumi ke Arah Matahari, Apa Dampaknya bagi Kita?

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Apollo adalah dewa muda, putra Zeus dan nimfa Leto, sekaligus saudara kembar Artemis. Banyak orang menganggap Apollo sama dengan Helios, dewa matahari. Apollo juga adalah dewa yang pandai memainkan lira.

Apollo tidak menikah dan tak memiliki banyak anak, meskipun ia terkadang jatuh cinta. Salah satu putra Apollo adalah Asklepios, dewa pengobatan.

Kuil Apollo di Delphi merupakan orakel yang terkenal. Orang-orang berdatangan ke sana dari seluruh Yunani untuk memperoleh ramalan masa depan. Ada kisah bahwa ketika Apollo pertama kali datang ke Delphi, ada seekor ular besar, disebut Pythia, yang hidup di sana. Apollo membunuh naga itu dan semenjak itu Delphi menjadi kuilnya. Kisah ini kemungkinan mencerminkan latar belakang sejarah dimana sebelum bangsa Yunani datang dengan membawa dewa baru mereka Apollo, di Delphi ada dewi bumi yang sudah lebih dahulu disembah.

Kisah lain tentang Apollo adalah mengenai Kassandra. Ada pula kisah mengenai Helios dan Phaithon.

Raja Argos Acrisia, cucu Linkei, memiliki putri Danae, terkenal karena kecantikannya yang luar biasa. Acrisius diprediksi oleh seorang peramal bahwa dia akan mati di tangan putra Danae. Untuk menghindari nasib seperti itu, Acrisius membangun ruangan yang luas jauh di bawah tanah dari perunggu dan batu dan memenjarakan putrinya Danae di sana sehingga tidak ada yang bisa melihatnya.

Tapi Thunderer besar Zeus jatuh cinta padanya, menembus ke dalam ruang bawah tanah Danae dalam bentuk hujan emas, dan menjadi putri Akrisia istri Zeus. Dari pernikahan ini Danae dikaruniai seorang anak laki-laki yang manis. Ibunya menamainya Perseus.

Perseus kecil tidak hidup lama dengan ibunya di ruang bawah tanah. Suatu ketika Acrisius mendengar suara dan tawa ceria dari Perseus kecil. Dia pergi ke putrinya untuk mencari tahu mengapa tawa anak-anak terdengar di kamarnya. Acrisius terkejut melihat seorang anak kecil yang cantik. Betapa takutnya dia ketika mengetahui bahwa ini adalah putra Danae dan Zeus. Segera dia ingat ramalan oracle. Sekali lagi dia harus memikirkan bagaimana menghindari takdir. Akhirnya, Acrisius memerintahkan untuk membuat sebuah kotak kayu besar, yang berisi Danae dan putranya Perseus di dalamnya, memalu kotak itu dan memerintahkan mereka untuk dibuang ke laut.

Untuk waktu yang lama kotak itu mengalir di sepanjang gelombang badai laut asin. Kematian mengancam Danae dan putranya. Ombak melemparkan kotak itu dari sisi ke sisi, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi di puncaknya, lalu menurunkannya ke kedalaman laut. Akhirnya, ombak yang selalu berisik membawa kotak itu ke pulau Serifu, Saat itu, seorang nelayan Diktis. Dia baru saja menebarkan jala ke laut. Kotak itu tersangkut di jaring, dan bersama mereka Diktis menariknya ke darat. Dia membuka kotak itu dan, yang mengejutkannya, , melihat di dalamnya seorang wanita cantik luar biasa dan seorang anak laki-laki kecil yang manis, Diktys membawa mereka ke saudaranya, raja Serif, Polydektus.

Perseus dibesarkan di istana Tsar Polydekt dan menjadi pemuda yang kuat dan ramping. Seperti bintang, dia bersinar di antara para pemuda Serif dengan kecantikan ilahinya, tidak ada yang menandinginya baik dalam kecantikan, atau kekuatan, atau ketangkasan, atau keberanian.